Membangun Hidroponik dengan Auto Nutrition System menggunakan Arduino sekilas terlihat mahal karena harus mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan.
Namun ketika kita membandingkan hasil yang diperoleh dengan sistem tanam secara konvensional adalah sebagai berikut:
- Penggunaan listrik tidak terlalu boros karana menggunakan pengaturan On/Off system dengan timer.
- Peralatan penunjang seperti pompa air, kipas (blower) dan Led Grow Light lebih efisien.
- Penggunaan nutrisi tidak banyak yang terbuang karena langsung diberikan sesuai dengan kebutuhan setiap tanaman, sehingga setiap tanaman mendapatkan nutrisi dari media tanam melalui Drip System.
- Penggunaan air bisa diatur sesuai kebutuhan, bahkan ketika musim kemarau pun masih bisa melakukan penanaman.
- Penanaman bisa dilakukan di dalam ruangan, sehingga system ini bisa digunakan untuk mereka yang tidak memiliki lahan tanam atau halaman yang luas. Maka menjadi salah satu solusi ketika lahan pertanian produktif semakin kritis karena terkikis oleh bangunan pabrik, jalan tol, perkantoran dan perumahan.
- Waktu panen bisa diatur sesuai hasil yang diinginkan. Jadi kita bisa menentukan tanaman apa yang ingin ditanam dalam jangka waktu tertentu.
- Kegagalan panen karena cuaca buruk bisa diminimalkan dengan pengkondisian suhu di dalam ruangan dibantu dengan menggunakan led grow light dan blower.
Dengan demikian
kita bisa memanfaatkan waktu dan tenaga menjadi lebih optimal bila Hidroponik
dengan Auto Nutrition System menggunakan Arduino berhasil dibangun.
Cara Kerja Hidroponik Auto Drip Nutrition System
Berikut ini adalah diagram alur atau flowchart cara kerja Hidroponik Auto Drip Nutrition System yang akan kami rancang.
Cara Kerja Hidroponik Auto Drip Nutrition System
Berikut ini adalah diagram alur atau flowchart cara kerja Hidroponik Auto Drip Nutrition System yang akan kami rancang.
Flowchart Hidroponik Auto Drip Nutrition System |
System hidroponik yang kita gunakan adalah hidroponik di dalam
ruangan (Indoor Hidroponik) hal ini
dilakukan karena sensor suhu yang tersedia belum dapat digunakan di luar
ruangan (outdoor) sehingga kita
menggunakannya pada hidrponik di dalam sebuah ruangan bisa di sekitar rumah
yang tertutup atau dalam ruang khusus penanaman hidroponik.
Dari flowchart
Hidroponik Auto
Drip Nutrition System di atas untuk System yang kami rancang langkah pertama adalah melakukan Inisialisasi
Sensor Soil, DHT11, Bluetooth yang akan digunakan supaya dapat terbaca oleh Microcontroller Arduino sebagai pusat
pengendali.
Hidroponik Auto Drip Nutrition System membutuhkan dua buah
sensor yaitu soil moisture sensor adalah
sensor yang digunakan untuk mengukur kelembaban tanah dan temperature sensor adalah sensor yang digunakan untuk mengukur suhu
dalam ruangan. Dua buah sensor ini merupakan alat Input data berupa kelembaban
tanah (media tanam) dan suhu ruangan yang digunakan sebagai data analog
kemudian dirubah menjadi data digital sehingga dapat dibaca oleh microcontroller
sebagai pengelola data.
Soil moisture
sensor
akan membaca atau mengukur kelembaban tanah (media tanam) kemudian tingkat
kelembaban tanah akan dikirim kepada microcontroller
arduino. Jika kelembaban tanah (media tanam) termasuk kategori kering atau
rendah maka microcontroller arduino
akan memberikan perintah kepada pompa untuk menyala dan memompa air (nutrisi
hidroponik) ke media tanam melalui pipa Drip
system selama waktu tertentu misalnya selama 15 menit. Dengan demikian
pompa tidak akan diperintahkan menyala bila kelembaban tanah (media tanam)
masih di atas batas kelembaban yang angkanya bisa kami sesuaikan dengan
kebutuhan air setiap jenis tanaman yang berbeda.
Temperature
sensor
akan mengukur atau melakukan scanning suhu dan kelembaban ruang yang kami
gunakan untuk tanaman hidroponik. Jika kelembaban ruang terlalu tinggi dan suhu
termasuk kategori dingin maka microcontroller
arduino akan memberikan perintah kepada lampu (LED Grow Light) yang terpasang dalam untuk menyala dan meningkatkan
suhu di dalam ruangan. Lama Led Grow
Light menyala bisa kami atur menggunakan pengatur waktu atau timer, misalnya selama 60 menit atau
disesuaikan dengan suhu di setiap daerah yang berbeda dan tentunya disesuaikan
dengan kebutuhan suhu tertentu sesuai dengan jenis tanaman. Secara otomatis led grow light akan mati bila suhu dan
kelembaban pada batas normal sehingga tanaman tidak akan kepanasan yang
diakibatkan oleh lampu.
Jika
kelembaban ruang terlalu rendah dan suhu termasuk kategori panas maka microcontroller arduino akan memberikan
perintah kepada kipas atau Blower (Fan Ventilator) yang terpasang dalam
system hidroponik untuk menyala dan menurunkan suhu serta mengatur sirkulasi
udara di dalam ruangan menjadi lebih baik. Lama Blower (Fan Ventilator) menyala
bisa kami atur menggunakan pengatur waktu atau timer, misalnya selama 60 menit atau disesuaikan dengan suhu di
setiap daerah yang berbeda dan tentunya disesuaikan dengan kebutuhan suhu
tertentu sesuai dengan jenis tanaman. Secara otomatis Blower (Fan Ventilator) akan
mati bila suhu dan kelembaban pada batas normal sehingga ruangan tidak akan
terlalu dingin yang diakibatkan oleh Blower
(Fan Ventilator).
Status atau kondisi yang dilaporkan oleh sensor
menjadi data analog dirubah menjadi data digital kemudian ditindaklanjuti
dengan proses yang sesuai dengan data yang diperoleh. Hal ini menjadi lebih
efisien karena kami bisa menjadwalkan apa saja yang ingin kami lakukan terhadap
tanaman yang ditanam untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Sebagai pengaturan status
ini ditampilkan pada LCD Display dan bisa diakses melalui Phone Cell meskipun
baru bisa diakses pada jarak tertentu. Rencana pengembangan dari System yang
sudah kami buat adalah menambahkan EC,
TDS, Temp Tester Meter untuk mengatur kebutuhan Nutrisi yang dibutuhkan
tanaman yang berbeda dibutuhkan pengaturan pemberian Larutan Nutrisi yang
sesuai.
Saya suka ini.. Hobi saya
ReplyDelete