Save Earth, Go Green With Hidroponik

Tuesday, June 2, 2020

Modern Farming

Membangun Hidroponik dengan Auto Nutrition System menggunakan Arduino sekilas terlihat mahal karena harus mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan.


Namun ketika kita membandingkan hasil yang diperoleh dengan sistem tanam secara konvensional adalah sebagai berikut:
  • Penggunaan listrik tidak terlalu boros karana menggunakan pengaturan On/Off system dengan timer.
  • Peralatan penunjang seperti pompa air, kipas (blower) dan Led Grow Light lebih efisien.
  • Penggunaan nutrisi tidak banyak yang terbuang karena langsung diberikan sesuai dengan kebutuhan setiap tanaman, sehingga setiap tanaman mendapatkan nutrisi dari media tanam melalui Drip System.
  • Penggunaan air bisa diatur sesuai kebutuhan, bahkan ketika musim kemarau pun masih bisa melakukan penanaman.
  • Penanaman bisa dilakukan di dalam ruangan, sehingga system ini bisa digunakan untuk mereka yang tidak memiliki lahan tanam atau halaman yang luas. Maka menjadi salah satu solusi ketika lahan pertanian produktif semakin kritis karena terkikis oleh bangunan pabrik, jalan tol, perkantoran dan perumahan.
  • Waktu panen bisa diatur sesuai hasil yang diinginkan. Jadi kita bisa menentukan tanaman apa yang ingin ditanam dalam jangka waktu tertentu.
  • Kegagalan panen karena cuaca buruk bisa diminimalkan dengan pengkondisian suhu di dalam ruangan dibantu dengan menggunakan led grow light dan blower.
Dengan demikian kita bisa memanfaatkan waktu dan tenaga menjadi lebih optimal bila Hidroponik dengan Auto Nutrition System menggunakan Arduino berhasil dibangun.

Cara Kerja Hidroponik Auto Drip Nutrition System
Berikut ini adalah diagram alur atau flowchart cara kerja Hidroponik Auto Drip Nutrition System yang akan kami rancang.


Flowchart Hidroponik Auto Drip Nutrition System
System hidroponik yang kita gunakan adalah hidroponik di dalam ruangan (Indoor Hidroponik) hal ini dilakukan karena sensor suhu yang tersedia belum dapat digunakan di luar ruangan (outdoor) sehingga kita menggunakannya pada hidrponik di dalam sebuah ruangan bisa di sekitar rumah yang tertutup atau dalam ruang khusus penanaman hidroponik.
Dari flowchart Hidroponik Auto Drip Nutrition System di atas untuk System yang kami rancang langkah pertama adalah melakukan Inisialisasi Sensor Soil, DHT11, Bluetooth yang akan digunakan supaya dapat terbaca oleh Microcontroller Arduino sebagai pusat pengendali.
Hidroponik Auto Drip Nutrition System membutuhkan dua buah sensor yaitu soil moisture sensor adalah sensor yang digunakan untuk mengukur kelembaban tanah dan temperature sensor adalah sensor yang digunakan untuk mengukur suhu dalam ruangan. Dua buah sensor ini merupakan alat Input data berupa kelembaban tanah (media tanam) dan suhu ruangan yang digunakan sebagai data analog kemudian dirubah menjadi data digital sehingga dapat dibaca oleh microcontroller sebagai pengelola data.
Soil moisture sensor akan membaca atau mengukur kelembaban tanah (media tanam) kemudian tingkat kelembaban tanah akan dikirim kepada microcontroller arduino. Jika kelembaban tanah (media tanam) termasuk kategori kering atau rendah maka microcontroller arduino akan memberikan perintah kepada pompa untuk menyala dan memompa air (nutrisi hidroponik) ke media tanam melalui pipa Drip system selama waktu tertentu misalnya selama 15 menit. Dengan demikian pompa tidak akan diperintahkan menyala bila kelembaban tanah (media tanam) masih di atas batas kelembaban yang angkanya bisa kami sesuaikan dengan kebutuhan air setiap jenis tanaman yang berbeda.
Temperature sensor akan mengukur atau melakukan scanning suhu dan kelembaban ruang yang kami gunakan untuk tanaman hidroponik. Jika kelembaban ruang terlalu tinggi dan suhu termasuk kategori dingin maka microcontroller arduino akan memberikan perintah kepada lampu (LED Grow Light) yang terpasang dalam untuk menyala dan meningkatkan suhu di dalam ruangan. Lama Led Grow Light menyala bisa kami atur menggunakan pengatur waktu atau timer, misalnya selama 60 menit atau disesuaikan dengan suhu di setiap daerah yang berbeda dan tentunya disesuaikan dengan kebutuhan suhu tertentu sesuai dengan jenis tanaman. Secara otomatis led grow light akan mati bila suhu dan kelembaban pada batas normal sehingga tanaman tidak akan kepanasan yang diakibatkan oleh lampu.
Jika kelembaban ruang terlalu rendah dan suhu termasuk kategori panas maka microcontroller arduino akan memberikan perintah kepada kipas atau Blower (Fan Ventilator) yang terpasang dalam system hidroponik untuk menyala dan menurunkan suhu serta mengatur sirkulasi udara di dalam ruangan menjadi lebih baik. Lama Blower (Fan Ventilator) menyala bisa kami atur menggunakan pengatur waktu atau timer, misalnya selama 60 menit atau disesuaikan dengan suhu di setiap daerah yang berbeda dan tentunya disesuaikan dengan kebutuhan suhu tertentu sesuai dengan jenis tanaman. Secara otomatis Blower (Fan Ventilator) akan mati bila suhu dan kelembaban pada batas normal sehingga ruangan tidak akan terlalu dingin yang diakibatkan oleh Blower (Fan Ventilator). 
Status atau kondisi yang dilaporkan oleh sensor menjadi data analog dirubah menjadi data digital kemudian ditindaklanjuti dengan proses yang sesuai dengan data yang diperoleh. Hal ini menjadi lebih efisien karena kami bisa menjadwalkan apa saja yang ingin kami lakukan terhadap tanaman yang ditanam untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Sebagai pengaturan status ini ditampilkan pada LCD Display dan bisa diakses melalui Phone Cell meskipun baru bisa diakses pada jarak tertentu. Rencana pengembangan dari System yang sudah kami buat adalah menambahkan EC, TDS, Temp Tester Meter untuk mengatur kebutuhan Nutrisi yang dibutuhkan tanaman yang berbeda dibutuhkan pengaturan pemberian Larutan Nutrisi yang sesuai.

1 comment:

Popular Posts